Beranda > Kenapa Kita Bisa Mengalami Perang, Penyakit, dan Bencana Alam?

 

Kenapa Kita Bisa Mengalami Perang, Penyakit, dan Bencana Alam?

Patuhi Hukum Alam Semesta

Ketika Tuhan menetapkan hukum di alam semesta, ada aturan tertentu yang harus diperhatikan. Sama seperti ketika kita membangun jalan umum atau jalan raya agar lalu lintas atau transportasi kita menjadi lebih nyaman, maka harus ada hukum mengenai lalu lintas yang wajib dipatuhi oleh masyarakat untuk melindungi masyarakat, melindungi pengemudi, pejalan kaki, dan untuk mengatur jalannya lalu lintas. Jika kita mengemudi sesuai dengan hukum ini, maka kita tidak akan mengalami kecelakaan; jika kita tidak patuh, maka kita akan menghadapi masalah. Kita mungkin akan terluka atau bahkan meninggal, dan kemudian menyebabkan penderitaan bagi diri sendiri, keluarga, dan teman-teman kita.

Jadi, semua penderitaan di dunia ini bukan karena Tuhan. Tuhan tidak pernah menguji kita. Kesengsaraan dan penderitaan tidak dikirim Tuhan untuk menguji keimanan dan ketakwaan kita. Tidak. Kitalah yang menciptakannya. Jadi, bisa dikatakan, “Apa yang Anda tabur, itulah yang akan Anda tuai.” Di mana-mana saya mendengar orang menyalahkan Tuhan untuk segala hal, tetapi itu seperti Anda menyalahkan pembuat aturan lalu lintas atas kecelakaan yang Anda alami karena Anda terlalu mabuk dan mengemudi di jalur sebelah kiri, alih-alih di sebelah kanan. Itu bukan kesalahan pemerintah; itu salah Anda sendiri. Hukum menyatakan Anda tidak boleh mengemudi saat Anda mabuk, dan hukum menyatakan Anda harus mengemudi di sebelah kanan, bukan di sebelah kiri.

Jadi, jika kita tidak mematuhi Hukum Tuhan, maka kita mendapat masalah. Hukum mengatakan: Jangan membunuh. Tapi lihat apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita selama berabad-abad dan beberapa saudara kita masih melakukannya sampai sekarang. Bahkan atas nama Tuhan, atas nama Yesus, mereka berani berperang satu sama lain, yang sangat disesalkan, karena itu bukanlah kehendak Tuhan dan juga bukan tujuan Yesus Kristus. Yang satu membunuh yang lainnya, dan yang lain membunuh yang satunya, lalu anak-anak yang satu membunuh anak-anak lainnya, dan anak-anak yang lainnya membalas dendam, dan terus begitu sehingga kita tidak pernah berhenti!

Perang membawa banyak bencana bersama dirinya. Perang akan melemahkan struktur ekonomi suatu bangsa, melemahkan rakyat, dan juga melemahkan moralitas dan keyakinan mereka; maka kemudian banyak orang yang akan kembali menyalahkan Tuhan. Mereka akan berkata, “Jika Tuhan ada, mengapa Tuhan membiarkan perang berlanjut? Mengapa Tuhan membiarkan orang saling membunuh, dan begini dan begitu?”

Saat ini terdapat beberapa peristiwa, misalnya perubahan cuaca, kelaparan, dan segala macam penyakit, yang menimbulkan penderitaan di dunia kita. Jadi, beberapa orang yang memiliki iman rendah kembali menyalahkan Tuhan. Di mana pun saya memberikan ceramah, orang-orang akan bertanya kepada saya, “Jika Tuhan itu ada, mengapa terjadi bencana ini dan itu?” Tetapi mereka harus ingat bahwa bukan Tuhan yang melakukan hal-hal ini; kitalah yang membuat semua masalah ini. Sebagai contoh, beberapa negara selalu menguji bom atom dan bom hidrogen, yang merusak struktur atmosfer dan kemudian mengguncang stabilitas Bumi. Mereka berpikir bahwa menembakkan bom ke udara atau ke laut tidak akan menimbulkan masalah. Namun hal ini tetap menimbulkan masalah karena alam semesta dibangun dari berbagai macam materi; beberapa dibangun dari materi padat dan beberapa lainnya dari zat yang tidak terlihat. Jadi, dengan mengganggu zat yang tidak terlihat, itu artinya mereka juga mengganggu stabilitas alam semesta dan menghalangi revolusi alam.

Misalnya, Anda membangun rumah dengan jendela, pintu, dan beberapa kamar kosong. Jika salah satu sudutnya rusak, maka suhu di dalam ruangan akan berubah. Meskipun saat itu musim panas, pada malam hari akan sangat dingin, jika lubang yang rusak tidak diperbaiki, karena terkadang di malam hari, angin dingin dan hujan akan masuk. 6

Lindungi Diri Welas Asih Kita yang Heroik

Kita harus menyelamatkan manusia dan hati manusia yang berwelas kasih – itu yang paling penting. Kita harus menyelamatkan kualitas mulia kita. Berulang kali, saya selalu menyampaikan, bukan hanya kehidupan fisik di planet ini yang ingin kita selamatkan, tetapi kita ingin melindungi anak-anak, dan dengan melakukan hal tersebut, kita melindungi kemuliaan Diri kita, Diri welas asih kita yang heroik, yang merupakan Hakikat sejati kita. Jika kita kehilangannya, itu lebih buruk daripada kehilangan planet ini. Kita harus menjaga hati kita yang berwelas asih.

Kita harus mulia dan jujur, penuh kasih, dan melindungi yang lemah, seperti anak-anak dan hewan-hewan yang tak berdaya. Kita harus melindungi Hakikat kita yang mulia, kita harus hidup, berjalan, bernafas selayaknya anak-anak Tuhan, atau selayaknya murid-murid Para Buddha. 7

Kasih Menuai Kasih

Karena yang utama dari semuanya, kita harus mengamalkan kasih untuk menuai kasih. Agar dapat meresapi, mengasihi, seperti Bapa kita, kita harus mengasihi semua makhluk. Dan itulah makna di balik pola makan vegan. Bukan supaya sehat, atau bukan karena Yesus berkata demikian atau Buddha melarang, hanya saja kita harus menjadi perwujudan Kasih.

Kita harus menjadi Tuhan yang berjalan di atas planet ini. Kita harus menjalani hidup selayaknya Tuhan, agar kita bisa dekat dengan-Nya... Tuhan tidak menghukum kita, hanya saja yang memiliki sifat yang serupa akan saling mendekat. Jika kita ingin dekat dengan sesuatu, kita harus pergi ke sana, ke arah yang sama. Jadi, Tuhan menciptakan semua makhluk dan membiarkan mereka mati secara alami. Demikian juga kita. Jika kita tidak bisa menciptakannya, maka setidaknya kita tidak menghancurkannya. Perintah dalam Alkitab adalah: "Janganlah membunuh." Alkitab tidak mengatakan: "Kamu tidak boleh membunuh manusia saja." Yang dikatakan, "Janganlah membunuh." Apa pun bentuk pembunuhan, maka tetap merupakan pembunuhan. 8

 

 

 

 

Atas

Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai